Jumat, 18 November 2011

BERCERMIN DIR

Tatkala kudatangi sebuah cermin
Tampak sesosok yang sangat lama kukenal dan sangat sering kulihat
Namun aneh, sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang kulihat

Tatkala kutatap wajah, hatiku bertanya, Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya dan bersinar indah di surga sana?
Ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka jahanam?

Tatkala kutatap mata , nanar hatiku bertanya,
Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan ...
Menatap Allah, menatap Rasulullah, menatap kekasih-kekasih Allah kelak?
Ataukah mata ini yang terbeliak, melotot, menganga , terburai menatap neraka jahanam ...
Akankah mata penuh maksiat ini akan menyelamatkan?
Wahai mata, apa gerangan yang kau tatap selama ini?
Tatkala kutatap mulut, apakah mulut ini yang kelak akan  mendesah  penuh  kerinduan ... mengucap laa ilaaha ilallah saat malaikat maut datang menjemput?
Ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur, dengan lengking jeritan pilu yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar.
Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah zaqun jahanam ... yang getir penghangus, penghancur setiap usus.
Apakah gerangan yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang?
Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan?
Berapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang meringis tajam?
Berapa banyak kata-kata manis semanis madu yang palsu yang engkau ucapkan untuk menipu?
Betapa jarang engkau jujur.
Betapa langkanya engkau syahdu memohon agar Tuhan mengampunimu.

Tatkala kutatap tubuhku.
Apakah tubuh ini kelak yang akan penuh cahaya ...
Bersinar, bersukacita, bercengkrama di surga?
Atau tubuh yang akan tercabik-cabik hancur, mendidih di dalam lahar membara jahanam, terpasung tanpa ampun, derita yang tak pernah berakhir.
Wahai tubuh, berapa banyak maksiat yang engkau lakukan?
Berapa banyak orang-orang yang engkau zalimi dengan tubuhmu?
Berapa banyak hamba-hamba Allah yang lemah yang engkau tindas dengan kekuatanmu?
Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan tanpa peduli padahal engkau mampu?
Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas?

Ketika kutatap hai tubuh
Seperti apa gerangan isi hatimu
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu?
Atau sekotor daki-daki yang melekat di tubuhmu?
Apakah hatimu segagah ototmu?
Atau selemah daun-daun yang mudah rontok?
Apakah hatimu seindah penampilanmu?
Atau sebusuk kotoran-kotoranmu?
Betapa beda ... betapa beda ... apa yang tampak di cermin dengan apa yang tersembunyi ...
Betapa beda apa yang tampak di cermin dengan apa yang tersembunyi.
Aku telah tertipu, aku tertipu oleh topeng
Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng, hanyalah topeng belaka
Betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng
Betapa yang indah ternyata hanyalah topeng ...
Sedangkan aku ... hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus
Aku tertipu, aku malu ya Allah
Allah ... selamatkan aku ...
Amin ya Rabbal `alamin.

Abdullah Gymnastiar











MEMULAI DARI 3M

  1. Mulailah dari diri sendiri. Bagaimanapun juga kita tidak bisa mengubah orang lain tanpa diawali dengan mengubah diri sendiri. Jangan menyuruh orang sebelum menyuruh diri sendiri dan jangan melarang orang sebelum melarang diri.  Jikalau kita awali dari diri sendiri, setiap perkataan insya Allah akan menjadi kekuatan yang menggugah dan merubah.
  2. Mulailah dari hal yang kecil. Sesuatu yang besar adalah rangkaian dari yang kecil. Dengan kata lain, kalau kita belum bisa berbuat sesuatu yang besar, lakukan hal-hal yang kecil. Kalau kita terbiasa melakukan hal kecil dengan baik, niscaya Allah akan memberikan kesempatan untuk melakuka hal yang besar dengan cara yang terbaik.
  3. Mulailah dari saat ini. Kita tidak tahu apakah kita masih memiliki waktu atau tidak, Allah-lah Yang Mahatahu ajal kita. Oleh karena itu, manfaatkan setiap kesempatan agar efektif menjadi kebaikan.

KIAT MENGGAPAI SUKSES ( 7 B )

  1. BERIBADAH DENGAN BENAR DAN ISTIQAMAH. Diawali dengan memahami agama dengan benar lalu mengamalkannya dengan konsisten sebagai pengokoh keimanan.  Karena tanpa keimanan yang kuat, bagai bangunan tanpa pondasi akan mudah oleng dan roboh.
  2. BERAKHLAK BAIK. Ketahuilah nilai keislaman dan keimanan kita cirinya adalah kemulian akhlak, yaitu menyikapi kejadian apapun dengan sikap terbaik yang diridhai Allah Swt.
  3. BELAJAR DAN BERLATIH TIADA HENTI. Segala sesuatu senantiasa berubah, bagaimana mungkin kita bisa menyikapinya dengan baik apabila ilmu, pengalaman, dan wawasan tak bertambah. Kuncinya belajar dan berlatih tiada henti.
  4. BEKERJA KERAS DENGAN CERDAS. Allah telah menyediakan segala yang terbaik untuk kebahagian dan kemuliaan kita. Kita hanya tinggal menjemputnya, namun harus dengan kerja keras yang cerdas dan ikhlas.
  5. BERSAHAJA DALAM HIDUP. Hidup bersahaja akan meringankan beban hidup, bebas penyakit riya, tak didengki, dan aman. Di samping itu juga akan disukai, dihormati, ringan hisabnya, disukai Allah, serta makin leluasa dalam menafkahkannya.
  6. BANTU SESAMA. Mulailah dari sanak saudara, tetangga terdekat, lalu lingkungan kita. Ingatlah sebaik-baik manusia adalah manusia yang membawa manfaat sebesar-besarnya bagi sesama, itulah kemuliaan yang dijanjikan Nabi kita.
  7. BERSIHKAN HATI SELALU. Ingatlah, tak ada artinya segala kesuksesan yang dicapai apabila menjadi ujub, riya, dan takabur. Oleh karena itu, selalu jaga kebersihan hati karena Allah hanya menyukai orang yang berhati bersih.

Sukses Adalah Ketika Kita Bisa Berjumpa Dengan Allah Di Akhirat Nanti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar